Followers

Wednesday, September 2, 2020

Gaya Belajar Hans-Dieter Flick Sehingga Membawa Bayern Muenchen Juara Liga Champion Edisi 2019/2020



24 Agustus  yang lalu telah menorehkan sejarah baru di Liga Champion musim 2019/2020 dengan mengangkat Muenchen sebagai jawara. Banyak hal mengejutkan terjadi di babak 16 besar, perdelapan, sampai perempat final. Banyak kejadian luar biasa tersaji. Tim-tim kuat seperti Real Madrid dan Juventus pun harus pulang kampung.

Tidak sampai di situ saja, pada perempat final Manchester City pun harus terkapar oleh tim medioker yang menghuni peringkat ke-7 papan klasemen liga Jerman, Lyon. Tim kuat asal Spanyol Atletica Madrid harus terjungkal oleh RB Leipzig, yang sebenarnya hanya dianggap sebagai tim hiburan. Belum lagi peristiwa memalukan 8-2 milik klub super Barcelona.

Baca juga: Ini Penyebab Salah Satu Club Tersukses di Kolong Langit Barcelona, FC Terlihat Seperti Tim Kampung di Hadapan Muenchen

Tetapi bukan itu semua yang akan kita sorot pada kesempatan kali ini. Lebih kepada sosok yang tidak pernah dikenal publik, kemudian membawa tim bertabur bintang yang sedang oleng duduk di kursi juara. Siapa lagi kalau bukan sosok fenomenal baru, yang bernama Hans-Dieter Flick yang lebih familiar dengan sebutan Hansi Flick. Atau simplenya panggil saja Flick.

Apa yang telah dilakukan Flick hingga membawa tim yang sedang linglung di papan klasemen liga Jerman sebelum ditanganinya, menjadi seolah solid sebagai tim dengan permainan yang atraktif pula? Semua orang tentu punya pendapat masing-masing. Cuma jejak itu bisa kita lihat dari track recordnya dalam karier kepelatihannya. Untuk mendeteksi skill manajerial yang telah mampu membawanya menjadi salah satu pelatih yang sangat diperhitungkan saat ini.

Kalau melihat pengalaman Mr. Flick yang malang melintang menjadi asisten salah satu pelatih terkemuka ke pelatih terbaik dunia lainnya, maka akan menjadi sangat wajar prestasi yang dicapainya saat ini terlihat sangat mudah. Salah satu pengakuan Flick sang asisten, belajar banyak dari cara Giovanni Trapattoni menangani sebuah tim.

Mr. Trap sendiri sebenarnya berkebangsaan Italia. Tapi mengapa aura taktik pertahanan grendel ala Italia tidak terlalu kelihatan di pola permainan timnya? Nah perlu diketahui selain menjadi asisten pelatihnya, Flick juga pernah menjadi asisten pelatih juara dunia 2014 bersama Timnas Jerman. Tentu tidak ada yang meragukan kelas pemikiran juru taktik asal Jerman, Joachim Loew. Selain, dia juga sudah mewarisi DNA Muenchen, karena merupakan salah satu gelandang yang juara di era 1980-an. 4 tropi Bundesliga telah dipersembahkan. DFB Pokal 1986 dan runner-up Piala Champion UEFA 1987. Dari analisa seperti ini sebenarnya tidak ada yang aneh ketika dia kemudian menjelma menjadi seorang juara.

Ada sebuah rekam jejak yang dapat ditiru oleh siapapun yang ingin mencapai kesuksesan di bidang olahraga atau apapun. Belajar dari orang-orang yang sudah terbukti sukses di bidangnya akan menciptakan peluang yang sangat besar untuk mencapai kesuksesan serupa. Apalagi ditambah dengan potensi dan pengalaman pribadi yang berlimpah, akan memperkuat dorongan sebuah mimpi dan visi akan menjadi nyata. Jadi beranilah bermimpi dan membayar harganya.

Sangat wajar sekali apabila pada awal kerier kepelatihannya di Muenchen, banyak orang menyuarakan pendapat yang mencibir. Karena pengalaman melatihnya hanya kepala pelatih tim kecil model Hoffeinheim (2000-2005). Di Liga Jerman tim ini tidak terlalu diperhitungkan. Nyatanya kesempatan menyerap ide-ide kepelatihan dari pelatih top dunia sarat pengalaman seperti Joachim Loew dan Trappattoni dengan open minded telah menajamkan potensi kepelatihannya. Dengan juara Liga Champion telah diraihnya.

Juara liga Champion adalah suatu prestasi sangat besar, yang tentunya ingin diraih oleh seluruh pelatih di dunia dalam kariernya. Bahkan banyak klub Eropa bahkan rela mengeluarkan uang triliyunan rupiah merekrut pemain kelas atas, untuk mencapai tangga ini. Sangat bergengsi sekali, karena eropa menjadi kutub terbaik kompetisi sepak bola dunia.

Baca juga :  Ini yang Dilakukan Pep Guardiola Sehingga Menjadi Pelatih Terhebat Sedunia

Pelatih yang mampu atau diperkirakan mampu membawa sebuah tim juara Liga Champion akan diperebutkan banyak klub besar Eropa, dengan gaji yang selangit. Tidak terkecuali Hansi Flick, yang telah menorehkan namanya di ujung mahkota liga para jawara dunia. Andai saja, suatu saat nanti Muenchen sudah bosan dengan jasanya, tentu masih banyak klub hebat yang akan menampung skillnya.

Sebenarnya taktik dan strategi apa sih yang digunakan oleh Flick sehingga para jenius sepak bola yang lain seolah kehilangan kebintangannya? Berdasar salah satu sumber yang mengutip perkataan Flick, "Bagi saya penting untuk tim lebih proaktif. Kami harus bertahan dari depan dan coba memenangi bola secepat mungkin. Itu poin yang ingin kami benahi," tegas Hansi Flick.

Dari pernyataan Flick jelas warna sepak bola yang dimainkannya adalah pola sepak bola Jerman modern. Pelatih-pelatih Jerman yang berprestasi sangat menonjol menggunakan gegen pressing sebagai salah satu elemen krusial dalam permainan penuh strategi ini. Dengan sendirinya, pola ini akan menguras banyak energi pemain.

Entah mengapa, para pemikir sepak bola Jerman mengadopsi gegen pressing yang sebenarnya berasal dari kultur sepak bola Amerika Latin. Dengan salah satu ikonnya Marcelo Bielsa. Tentu apapun alasannya, klub-klub sepak bola yang menambahkan elemen ini terbukti banyak meraih sukses. Bagi pelatih manapun dan negara apa saja, sah-sah saja mengadopsi dan menambahkan unsure yang sangat penting ini dalam permainan timnya. Termasuk Flick.

Mengajarkan untuk menjadi salah satu yang terbaik, haruslah belajar dari beberapa yang terbaik. Hasil belajar harus diuji ulang lewat pengalaman. Dan perlu inovasi untuk menyesuaikan hasil belajar dengan ide orisinal diri sendiri, sehingga ada percampuran warna terbaik dengan dirinya. Semua orang berhak menjadi yang terbaik, selama mau belajar dan membayar harganya. Salam sehat kaya raya,  bahagia dekat dengan Yang Kuasa !


Ditulis oleh :
Tholibul Khair MVB


Pengamat sekaligus analis taktikal sepak bola masa kini



Daftar bacaan :

Bola.net

BolaSkor.Com

PANDITFOOTBALL.COM





No comments: