Followers
Saturday, December 17, 2022
Memperhitungkan Kekuatan Prancis dan Argentina dalam Laga Penahbisan Raja Bola 2022
Thursday, December 15, 2022
Sikap Simpatik Mbappe Pasca Prancis Menumbangkan Maroko
Tuesday, December 13, 2022
Selamat Buat Julian Alvarez, Messi dan Argentina
Monday, December 12, 2022
Otak-Atik Calon Juara Piala Dunia 2022 Qatar
Gelaran akbar sepak bola tinggal menyisakan empat pertandingan lagi. Momentum medekati puncak, makin sederhana dianalisa. Juga makin sulit menentukan sang juara.
Berikut jam tayang Argentina Vs Kroasia, Rabu tanggal 14 Desember, jam 02.00 pagi dini hari. Prancis Vs Maroko, Kamis tanggal 15 Desember, jam 02.00 pagi dini hari. Catat, jangan sampai kelewat, ntar nyeselnya gak kelar-kelar. Momentum ini empat tahun sekali lho ya.
Berandai-andai saja, separuhnya kemungkinan. Kroasia sebagai pemenang, pada hari Rabu nanti. Dan hari Kamisnya Maroko yang memenangkan pertandingan. Partai puncak akan disuguhkan pertandingan dua tim penuh kejutan, dengan sistem klasik ala Italia, catenaccio.
Baca juga : Ini yang Dilakukan Pep Guardiola Sehingga Menjadi Pelatih Terhebat Sedunia
Permainan yang menitikberatkan pada kokohnya lini pertahanan, dengan sesekali melancarkan serangan balik cepat. Kalau perlu secepat pesawat sukhoi. Dan setajam mata panah Arjuna. Jiah.
Menilik dari riwayat kedua tim yang kerap melanjutkan ke babak perpanjangan waktu. Selanjutnya, menghabisi lawan dengan adu pinalti. Dan ternyata dua tim sama-sama memiliki dua keeper tangguh. Dominik Livakovic milik Kroasia dan Yassine Bounou di bawah mistar Maroko.
Anggap saja, prediksi tim kejutan memenangkan pertandingan tidak terjadi. Yang keluar sebagai pemenang, Argentina dan Prancis. Di final akan disuguhkan sepakbola attraktif ala Amerika Latin dan keseimbangan tim style Eropa.
Opsi kedua ini, akan jauh lebih menarik untuk ditonton. Dengan adanya pertarungan para striker top dunia. Sebut saja Mbappe di Prancis dan Messi memperkuat Argentina. Cuma, membosankan dari sisi persaingan dan dominasi tim Eropa dan Amerika Latin.
Baca juga : CATUR PERMAINAN DAN MANFAATNYA
Taruhlah kedua opsi ini tidak terjadi. Salah satu Argentina atau Prancis yang menang, sedang salah satu dari Kroasia dan Maroko kalah. Maka kisah tim defensif memenangkan pertandingan lagi di final kemungkinan besar terulang. Atau tim ofensif, berhasil memutus trend itu. Kita tunggu saja hari H-nya. Bola itu bulat mas bro.
Salam sehat tanpa batas !
Saturday, December 10, 2022
Maroko Kejutan Inggris Butuh Mentalitas Juara
Inggris Vs Prancis Big Match Piala Dunia 2022 Qatar
Mampukah Maroko Memulangkan Portugal dari Qatar?
Maroko merupakan tim kejutan yang merangsek masuk ke dalam salah satu tim terbaik di babak 8 besar dunia. Sebelumnya tidak terlalu diperhitungkan. Karena biasanya tim-tim dari Afrika hanyalah kuda hitam. Sama kayak Asia-Australia yang hanya numpang lewat.
Kemudian menjadi fenomenal karena mampu melengserkan Spanyol, salah satu kandidat juara, dari perhelatan akbar ini. Bisakan kejutan yang ditunjukkan Maroko berlanjut? Atau hanya cukup terhenti di 8 besar, sebagai catatan terbaiknya.
Ada dua nama bintang yang layak untuk diperhitungkan di tim Afrika ini. Achraf Hakimi dan Hakim Ziyech. Achraf Hakimi yang besar di akademi Real Madrid, sekarang memperkuat sektor bek PSG, di League 1.
Baca juga : Ingin Berlaga di Piala Dunia? Ini yang Dibutuhkan Indonesia!
Hakim Ziyech, juga salah satu nama di tim Maroko yang juga patut diperhitungkan perannya di tim asal Afrika. Pemain yang memperkuat salah satu raksasa London, Chelsea di Premier League. Liga utama Inggris, yang terkenal liga terbaik saat ini.
Posisi Ziyech sendiri bisa gelandang, atau penyerang sayap. Pria kelahiran Belanda ini, sudah memperkuat Belanda untuk setiap kelompok umur. Sekarang terlempar ke Maroko.
Tentu sebagai tim, Maroko tidak hanya bergantung kepada dua pemain ini. Namun, keberadaan kedua pemain bintang ini, akan mengangkat moral tim. Ditambah lagi diperkuat Yassine Bono di bawah mistar gawang, telah menunjukkan kualitasnya ketika menyingkirkan tim matador di babak gugur.
Sekaranglah saat yang tepat bagi Timnas Maroko, wakil Afrika untuk membuktikan mereka mampu menciptakan sejarah baru. Mengalahkan salah satu raksasa Eropa, Portugal dengan Cristiano Ronaldonya. Atau tidak sama sekali.
Di pihak Portugal sendiri sudah sangat siap untuk meladeni tantangan Bono Cs. Ini dibuktikan dengan keberhasilan Pepe dan kawan-kawan meluluhlantakan Swiss dengan kemenangn 6-1 di babak 16 besar. Merupakan alarm yang berdering nyaring bagi tim manapun yang bersua Portugal.
Sederet label bintang bertebaran di skuat Portugal. Mulai dari keeper sampai penyerangnya. Sebut sebagian saja.
Baca juga : CATUR PERMAINAN DAN MANFAATNYA
Ruben Dias pemain Manchester City akan berpartner dengan mantan bek tangguh Madrid, Pepe. Cancelo bek kiri dan Dalot di sektor bek kanan.
Lini tengah akan dipercayakan kepada Bernardo Silva gelandang lincah milik City. Berpartner dengan William Carvalho dan gelandang Porto, Otavio. Menilik nama-nama lini tengah, diperkirakan Portugal akan menguasai lini tengah.
Sektor penyerangan kemungkinan besar akan dipercayakan kepada Goncalo Ramos, peencetak hattrick ke gawang Swiss. Diapit oleh Joao Felix penyerang Atletico Madrid dan Bruno Fernandes pemain Manchester United. Tentu dengan nama-nama beken ini, Portugal berpotensi menciptakan bencana buat Maroko.
Tapi sepak bola bukan ilmu pasti. Di atas kertas Maroko akan gampang dikalahkan Portugal. Minimal 2-0, berdasar analisis skuat yang ada.
Kalau Maroko mampu memaksakan pertandingan pada babak pinalti. Ada kemungkinan dan peluang untuk memenangkan pertandingan, melangkah lebih jauh. Mengingat keahlian Mas Mono, eh Bono dalam menepis pinalti.
Salam sehat tanpa batas !
Friday, December 9, 2022
Hasil Laga Menuju 4 Besar Piala Dunia 2022 Qatar
Ini Dia Kekuatan Belanda dan Argentina dalam Pertandingan Perempat Final World Cup Qatar
Belanda sepuluh kali tampil di Piala Dunia sejak 1934, 3 kali mencapai final. Tepatnya pada gelaran tahun 1974, 1978 dan 2010. Sayangnya dari tiga kali mencapai laga puncak tidak satupun berakhir sebagai juara. Makanya tim orange ini dikenal sebagai raja tanpa mahkota.
Ada banyak bintang yang dilahirkan Belanda. Para pemain hebat ini meramaikan berbagai kompetisi top Eropa. Sebut saja Wesley Sneidjer, yang malang melintang bersaama Ajax, Real Madrid, Inter Milan dan Galatasaray. Salah satu nama besar yang dimiliki negri kincir angin.
Nama lain ada mantan gelandang Madrid dan Hotspur, Rafael Ferdinand Van der Vaart. Juga salah satu bintang dan nama populer di kalangan pecinta bola pada masanya. Layak disandingkan dengan para profesional lainnya. Serta masih banyak lagi yang tidak bisa disebut satu-satu.
Baca juga : Gara-Gara Pemain Sering Thowaf di Ka'bah Arab Saudi Mengalahkan Argentina
Yang terbaru para bintang yang masih bersinar, dibawa Belanda ke Piala Dunia Qatar, ada nama Gakpo yang bersanding dengan Mbappe dan Rashford dalam daftar pencetak goal terbanyak saat ini. Dengan gelontoran 3 goal.
Sektor gelandang diisi bintang Barcelona Frenkie de Jong. Lini belakang ada Vandijk, yang sedang bersinar bersama Liverpool dan Natan Ake bek andalan Manchester City. Tim Nasional Belanda lumayan bertabur bintang di setiap lininya.
Di kursi kepelatihan, Louis Van Gaal salah satu pelatih papan atas Eropa, walau tidak terlalu sukses ketika menangani tim MU. Melihat materi pemain dan pelatih yang ada, orange siap bersaing memperebutkan gelar juara. Tinggal dilihat jalan takdir akan menentukan siapa yang akan jadi juara. Pada fase ini, semua tim sudah masuk 8 tim terbaik dunia, bedanya kecil sekali.
Di tim Argentina juga tidak kalah bagusnya. Ada nama-nama tenar menghiasi tim. Messi bintang PSG. Julian Alvarez penghuni tim utama Manchester City. Lautaro Martinez ujung tombak Inter Milan.
Lini depan Tim Tango dihuni nama-nama bomber haus goal yang sudah teruji di klub masing-masing. Baik secara mental kompetisi atau tekhnis. Lagi-lagi Argentina juga slah satu tim yang layak diperhitungkan sebagai juara.
La Albiceleste julukan Argentina ditukangi oleh pelatih yang masih tergolong muda, Lionil Scolani. Pelatih yang sudah mempersembahkan Copa America edisi 2021 yang lalu bersama skuat ini. Tentu tidak diragukan lagi kemampuan taktiknya.
Tidak seperti Belanda, Argentina sudah pernah menjadi raja piala dunia dengan dua mahkota. Tahun 1978 dan 1986. Secara sejarah tim Tango lebih kaya.
Negara ini sudah banyak melahirkan para bintang sepak bola. Yang paling fenomenal adalah Diego Armando Maradona dan legenda hidup dan masih aktif bermain saat ini Leonel Messi sendiri. Dan sederet nama beken lainnya.
Laga ini bisa disaksikan hari Sabtu, jam 02.00 WIB disiarkan langsung TV swasta nasional. Sayang sekali kalau melewatkan tayangannya. Karena evennya 4 tahun sekali.
Baca juga : Oleh-Oleh dari Singapore
Prediksi pertandingan :
Pertandingan ini akan menyajikan tontonan pertandingan level tinggi. Peluangnya 50:50 untuk kedua tim. Dengan Argentina sedikit diunggulkan karena faktor materi pemain dan sejarah yang mengirinya. Namun sepak bola bukan matematika, hasilnya pasti. Bola itu bulat, hasilnya bisa saja keluar dari prediksi banyak orang. Kedua tim layak juara tahun ini. Tinggal menunggu takdir yang akan memilihnya.
Salam sehat tanpa batas !
Wednesday, December 7, 2022
Mengintip Kekuatan Brazil dan Kroasia dalam Pertarungan Perempat Final Piala Dunia 2022
Pada hari Jum'at tanggal 9 Desember 2022, jam 22.00, kita akan menyaksikan laga seru antara dua tim yang telah berhasil membuktikan diri sebagai salah satu tim terbaik dunia saat ini. Brazil Vs Kroasia. Dua tim lintas benua, yang mewakili negara dengan kultur sepak bola yang sangat kental.
Prestasi terbaik Kroasia sejak keikutsertaannya dalam ajang piala dunia, berhasil menembus babak final Piala Dunia tahun 2018 di Rusia. Sebelum ditumbangkan Prancis dengan skor 4-2. Sekaligus Prancis berhasil menjuarai ajang tersebut. Dan Kroasia menjadi runner-upnya.
Pemain yang masih tersisa seperti Luka Modric masih menjadi andalan di lini tengah. Meski sudah berumur 37 tahun dan tidak lagi muda, pemain yang merumput bersama Real Madrid ini masih dipercaya sebagai mentor bagi timnya. Mengingat pengalaman bermiain di level tertinggi dan berbagai tropi yang telah diraih.
Kroasia masih dilatih oleh orang yang sama yang berhasil mengantarkan negara ini sebagai runner-up pada tahun 2018 silam, Zlatko Dalic. Taktisian oportunis yang sering gonta-ganti formasi dalam mengahadapi berbagai pertandingan. Tergantung lawan yang akan dihadapi. Terlihat dari formasi yang sering digunakannya dalam menyussun pemain, 4-2-3-1, 4-3-2-1, dan 4-1-4-1.
Baca juga : Membaca Peta Formasi 4-1-4-1 dalam Memenangkan Football Game
Sejauh ini Dalic sudah membuktikan bahwa dia juga layak diperhitungkan. Raihan runner-up tentu sebuah prestasi tersendiri bagi seorang pelatih. Sekarang berlaga di perempat final, merupakan bukti berikutnya dari sebuah kecerdikan dan konsistensi.
Coba kita lirik tim samba Brazil. Berbeda dengan Kroasia yang mentok pada posisi runner-up. Brazil merupakan pemengang gelar juara terbanyak di turnamen internasional ini. Dengan merengkuh 5 tropi. Negara ini rajanya. Tepatnya tahun 1958, 1962, 1970, 1994 dan 2002.
Dengan sejarah besar yang menempel pada Brazil, di setiap turnamem 4 tahunan ini berlangsung, otomatis akan menjadi kandidat juara. Walau bersifat tidak pasti, tapi seluruh pengamat bola dunia, akan menempatkannya pada posisi favorit. Super powernya sepak bola.
Baca juga : Ini Alasan Tim-Tim Kecil di Inggris Kerap Menggunakan Formasi 3-5-2
Kita lihat nama lain, ada Antony yang merumput bersama MU. Vinicius dan Rodrygo dengan Real Madrid. Jesus di Arsenal. Richarlison bersama Hotspurs. Alisson bersama Liverpool. Ederson keeper utama City. Dan sederet nama bintang di setiap lininya.
Di kursi pelatih tercantum nama Tite, pelatih yang berhasil mengantar Brazil sampai perempat final piala dunia edisi 2018. Menjuarai Copa America 2019, setelah 12 tahun puasa gelar. Prestasi yang cukup bagus bagi seorang pelatih. Formasi yang sering dipakai 4-3-3.
Melihat sisi sejarah kedua tim, Brazil jelas lebih unggul dari Kroasia. Demikian juga dari komposisi pemain, lagi-lagi Brazil lebih terlihat menjanjikan dari segi skill bermain, karena diperkuat para pemain bintang yang bertebaran di klub-klub elite Eropa. Di kursi pelatih Dalic dan Tite relatif seimbang.
Dalam laga nanti Brazil lebih diunggulkan untuk memenangkan pertandingan dan melaju ke babak selanjutnya. Prediksi ini tidak mutlak karena sifat relatif yang menempel dalam sepak bola. 70:30 untuk kemenangan tim samba. Bola itu bulat.
Salam sehat tanpa batas !
Tuesday, December 6, 2022
Hebat ! Ada Pemain Indonesia dalam Kemenangan Maroko atas Spanyol
Mungkin hanya segelintir orang yang memperkirakan Maroko akan menjungkalkan tim matador. Tim dengan kultur sepak bola yang kuat. Salah satu kiblat sepak bola modern.
Hanya bermodalkan satu bintang Chelsea, Hakim Ziyeh yang ikut mengantarkan The Blues menjuarai Liga Champion Eropa edisi 2021 kala bersua Manchester City di Final. Di bawah komando Tuchel, yang menakodai tim biru asal Kota London kala itu. Melawan taktisian genius di kubu The Sky Blues, Pep Guardiola.
Baja juga : Perjodohan Messi dengan Manchester City Berkah ataukah Musibah ? Ini Jawabannya
Terlibat dengan momentum pertarungan tingkat tinggi di antara dua pelatih dan sekaligus dua tim tangguh Eropa, seolah menyuntikkan virus mindset pemenang dalam diri Ziyeh. Virus itu pun menjalar ke seluruh tim Maroko. Tak ayal lagi, tim yang bahkan kurang dilirik seluruh pengamat bola manapun ini, mampu menahan para penakluk banteng selama 2x45 menit waktu normal. Itupun sudah prestasi tersendiri sebenarnya.
Pelatih Maroko seolah hanya perlu menduplikasi taktik Tuchel ketika mengalahkan Pep di final Liga Champion. Manchester City kala itu menguasai penguasaan bola. Memaksa Chelsea bertahan dengan mengandalkan serangan balik. Uniknya, Ziyahlah yang jadi penentu kemenangan Chelsea dengan goal tunggalnya.
Baca juga : Membaca Peta Formasi 4-1-4-1 dalam Memenangkan Football Game
Luis Enrique bukanlah pelatih sembarangan. Mantan pelatih Barca plus Messi ini, telah munyumbangkan banyak tropi untuk klubnya. Penerus tiki-taka khas Spanyol. Dipaksa bermain imbang di waktu normal sampai 2x15 menit babak perpanjangan waktu usai.
Kali ini bukan Ziyeh yang menjadi penentu kemenangan Maroko atas Spanyol. Tapi keeper Maroko dengan nama Jawa ini yang menjadi pahlawan salah satu perwakilan timur tengah. Mono. Ya, kita gak salah eja. Mirip dengan nama pemilik restoran ayam bakar "Mas Mono".
Mas Mono, maaf yang dimaksud Mono keeper Maroko, berhasil mementahkan 3 tembakan pemain Spanyol dalam adu pinalti. Termasuk tembakan salah satu pemain senior, Busquest. Yang sudah merasakan berbagai gelar juara bersama Barca. Skor akirpun menjadi 3-0 untuk kemenangan Maroko.
Luar biasa Maroko. Telah menginspirasi bagaimana cara bermain melawan kandidat juara. Kita tunggu kiprahmu di fase berikutnya. Lawan selanjutnya, Portugal menunggu di depan mata.
Salam sehat tanpa batas !