Followers

Tuesday, July 12, 2022

Liverpool Menjadi Kucing Angora di Hadapan MU Era Ten Hag

 


Sangat menarik mengamati 17 menit awal babak pertama duel pramusim Manc.United Vs. Liverpool di Stadion Rajamanggala Thailand. Sebelum laga ini digelar, selama ini The Red Devils julukan Manc. United, hanyalah tim artefak. Tim kaya sejarah dan prestasi di masa lalu, menjelma tim medioker selama 10 tahun terkhir.

Sangat terlihat sekali pola permainan MU di bawah komando Erik Ten Hag. Tim yang semula hanya berisi pemain mahal dan mantan bintang semacam Cristiano Ronaldo pun hanya bisa terlihat sebagai gerombolan pemain yang terkesan biasa saja. Ten Hag mampu memberikan sentuhan tangan dingin dalam pertandingan ini. 

Menarik bagaimana MU bermain dalam game ini. Liverpool di bawah komando Kloppo, yang sangat disegani di level Eropa, seolah kehilangan pamornya. Tim dengan kemampuan dominasi yang sangat tinggi, dibuat seperti hanya segerombolan kucing angora. Wkwkwk.

Tidak sulit rasanya  menentukan MU sebagai pemenang pertandingan, hanya dalam beberapa sentuhan bola. Walau mungkin saya hanya menonton kurang lebih 15 menit pertama, sebelum sekalian nyambi menulis analisis melalui tulisan ini. Sentuhan-sentuhan bolanya, yang semula terlihat pemain "sampah", terkesan brilian. 

Baca juga : Di Tangan Erik Ten Hag, MU Pemutus Dominasi City dan Liverpool ?

Hampir bisa dipastikan kiprah MU pada musim 2022-2023 mendatang akan sangat berbeda. Jika para pemain MU mampu mentarjemahkan konsep permainan mantan asisten Pep Guardiola ini, di lapangan, maka tanpa Cristiano Ronaldo dan Pogba pun akan menjadi tim yang mengerikan. Setan Merah seolah-olah terpompa semangat sepuluh kali lipat dari biasanya.

Tidak ada lagi kuda pacu antara Manc.City dan Liverpool dengan melihat penampilan MU melawan Liverpool dalam komando Ten Hag. Ah masak sih? Ya, jelas lah, bagaimana tim ini bekerja sebagai sebuah tim. dengan sistem permainan yang sangat attraktif. Relasi antar lini, seolah dikomandoi oleh visi bermain yang sangat brilian.

Baca juga : Gaya Belajar Hans-Dieter Flick Sehingga Membawa Bayern Muenchen Juara Liga Champion Edisi 2019/2020

Maka akan rumit sekali menebak siapa juara Primier League musim 2022-2023 mendatang dengan penampilan MU yang baru beberapa hari ditangani Ten Hag.  Gak kebayang klo Si Genius Football yang satu ini makin lama bersama tetangga City. Serem pokoknya. 

Pada menit 81.27 MU sudah unggul 4-0 atas Liverpool. Ini baru bukti awal kebangkitan . Walau terlalu dini unruk menyebut sebagai calon kuat juara edisi musim depan. Salam sehat luar biasa !



Sunday, July 10, 2022

Ternyata Ini yang Membuat Vietnam dan Thailand Takut Melawan Indonesia !

 

Sambil nyeruput segelas kopi susu, saya sempatkan menonton Timnas U-19 Vs Myanmar U-19 Piala AFF. Itung-itung udah lama gak nonton Timnas Indonesia. Malesnya, pas semangat nonton biasanya kalah mulu. Ditambah, identitas permainan timnas juga gak jelas. Beda banget dengan pola permainan tim-tim top Eropa yang sering saya tonton.

Nah, gak nyana dan gak nduga sama sekali nonton yang ini jauh beda. Sejak pluit dibunyikan terlihat timnas nyaman memainkan kombinasi umpan-umpan  pendek dan panjang. Terlihat juga tekhnik dan ketahanan fisik pemain lebih berkelas.

Aspek mental juga makin oke. Terbukti setelah beberapa menit pertandingan babak pertama berjalan, Timnas kebobolan lebih dulu. Uniknya, tidak berpengaruh pada pola koordinasi dan sistem permainan yang telah direncanakan. Gampangnya, game plan pelatih di lapangan.

Baca juga : Di Tangan Erik Ten Hag, MU Pemutus Dominasi City dan Liverpool ?

Malah Timnas U-19 berhasil menumpas habis Myanmar dengan gelontoran 5 goal di babak pertama. Keren banget pokoknya. Gak rugi nonton pertandingan ini. Bahagia banget.

Selama 45 menit babak pertama saya pelototin tu TV, timnas muda sudah unggul 5-1. Saya matiin ja dah TVnya, ganti main catur ja. Ditonton juga, timnas tersayang sudah unggul jauh. Jarang terjadi di level Asia Tenggara, cerita comeback seperti kisah ditumbangkannya Manc.City oleh Real Madrid di Liga Champion. Sederhannya, sudah pasti menang, ngapain ditonton juga. Wkwkwkw.

Sedihnya tuh ya, pagi bener saya baca-baca berita, ada kabar koran elektronik " Timnas U-19 gagal lolos ke semifinal terbentur regulasi FIFA". Eh, setelah di baca lebih jauh, ternyata katanya Indonesia kalah head-to-head dengan Vietnam dan Thailand. Maksudnya gimana sih? Gini, saat Indonesia melawan Vietnam dan Thailand skornya kacamata 0 - 0. Tapi pas Vietnam Vs Thailand skor juga imbang, tapi 1 - 1. Gitu lhoooo. Jadi, walau ketiga negara sama-sama mengoleksi 11 poin, bahkan Indonesia unggul produktifitas goal, tetep Indonesia gak lolos. Gagal gitu. Yang lolos ke semifinal mewakili group ini, ya Thailand dan Vietnam. Kasian deh pokoknya.

Baca juga : Adu Jenius Diego Simeone vs Pep Guardiola di Pentas Liga Champion 2022

Makanya Si Iwan Bule, ketua PSSI dan jajarannya ngadain rapat darurat tuk menggugat FIFA agar menyelidiki dugaan sepak bola "main mata" ala Vietnam dan Thailand. Mana ada kebetulan dan klop banget dengan regulasi FIFA. Mesti diselidiki tuh dugaan. Apalagi Iwan Bule tu juga mantan kabareskrim Polri loh, makanya paham yang begini-begini. Pokoknya usut tuntas pak.

Terlepas dari kasus sepakbola kucing meong ini, coba kita liat sisi positif perkembangan Timnas U-19 Indonesia ini. Saya menontonnya, sudah kayak nonton tim Manchester City lho ya. Mereka nyaman memainkan bola-bola pendek, dan sesekali bola panjang. Ditopang dengan kekuatan fisik yang prima. Kualitas passingnya juga akurat. Klo berproses lebih lanjut dengan benar, Indonesia bisa berharap banyak dari tim ini.

Semoga tidak seperti yang sudah-sudah, pas U-19 oke dan menjanjikan. Ketika naik ke level senior, kembali lagi kayak orang baru belajar main sepak bola. Bermain ala tarkam lah. Acak-kadul pokoknya. Jadi males nontonya klo gitu. Sebenarnya ada apa ya dengan sepak bola Indonesia ? 

Salam sehat luar biasa !