Luar biasa senangnya gak kira-kira. Mulai jam 02.00 pagi sampai jam 04.00 ditemani secangkir kopi susu campur aduk dengan jahe, menyaksikan tim kesayangan berlaga di Liga Champion 2019/2020. Manc.City VS Olympique Lyonnais. Sendirian melotot di depan TV. Jangan ditiru ya, ini kebiasaan buruk. Gak baik buat kesehatan. Ini saya lakukan karena liburan saja, dan menyalurkan kesenangan jua, supaya enjoy my life. Hehehe udah mulai lebay ya? Ho-oh dikit.
Sambil sesekali ditemani oleh raungan alarm handphone yang setia
mengingatkan istri, lagi istirahat untuk bangun. Pi kayaknya, dia gak merespon
tuh. Jadi biarin ja lah, mungkin dia niatnya mo qiyamullail, karena
kecapean ya babblas ja tidurnya.
Nah mulai gak fokus nih. Yuk kita balik ja ke tema. Mumpung
alarm udah gak bunyi lagi dan TV udah saya matiin. Penginnya sih, saya
tendangin ja nih TV karena tim kesayangan saya kalah, kesel juga tau. Hehehe,
bercanda jangan dimasukkan di hati. Kali, saya kayak gitu, masak tim kesayangan
kalah, TVnya yang dirusak, mikir dong ! Klo TVnya rusak ntar beli lagi,
mubaddzirlah klo pun ceritanya lagi punya banyak duit. Inget ya, klo kata anak
saya, mubadzdzir itu temennya syetan. Hehehe.
OOOO iya, kok jadi ngelantur kemana-mana ya?! Kita kan lagi
ngobrolin Manc.City Vs Lyonnais. Berdasarkan prediksi seluruh manusia sejagad
raya, pasti Man.City menang mudah atas Lyon. Dengan kemungkinan gol, 10 – 0
untuk kemenangan City. Mungkin yang tidak mengunggulkan City menang palingan
supporter Lyon garis keras alias para fanatis karatan. Ini bisa dimaklumi sih,
City kurang apa coba, para pemain bintang lima ada di setiap lini skuad City.
Satu ja nich saya kasih tau harga, Si Riyadh Mahrez ketika didatangkan dari
Licester, 60 juta paun, ntar saya Googling dulu ya, oya 1,171,260,000,000.00 (Setriliyun,
seratus tujuh puluh satu milyar, dua ratus enam puluh juta rupiah) dengan kurs
rupiah dengan Ponsterling, 19.521,64. Itupun angka 64 di belakang koma saya buang biar gak ribet
ngitungnya, belum lagi pemain bintang yang lainnya. Waduh, duit sebanyak itu
udah lebih dari cukup kali ya untuk membeli kehormatan kamu-kamu nich yang
masih pada kere. Hehehe, maaf becanda, jangan dimasukin di hati. Anggap saja
angin sepoi-sepoi, maksud saya angin lalu.
Baca juga : Selalu Ada yang Bisa Disyukuri
Sedihnya lagi ya, plus hati berasa sakit seperti tersayat sembilu
berkeping-keping, bek kanan buangan Jason Denayer si kribo yang sering
disekolahkan City ke klub-klub lain malah tampil mempesona memikat hati, aduhai
pokoknya, berhasil meredam daya ledak Raheem Sterling, winger kiri kesayangan
Pep Guardiola. Addooo, nyesel nich kayakya Bos Pep telah ngebuang Denayer. Pi,
apapun hasilnya inilah pilihan dan hasil ijtihad terbaik Pep Guardiola, yang
jeniusnya di sepak bola tak kewer-kewer. Hehehe. Jangan berani-beraninya ya
kamu nyalah-nyalahin dia. Ini kejuaraan antar tim terbaik se Eropa ya. Dia juga
udah langganan juari di kompetisi-kompetisi terbaik di sono. Nah, elo juara
antar kampong enggak, awas klo berani nyalah-nyalahin. Jaga lisan ya, karena lisan
lebih tajam daripada golok. Hehehe.
Aduh cape juga ngomong mlulu, eh nulis terus dari tadi. Gini ja
deh, sebenarnya City kalah dari Lyon, 1-3 karena faktor tidak beruntung saja.
Ada momen di menit ke-80an, Raheem Sterling mendapat umpan mateng klo gak salah
Debruyne keepernya udah mati kutu, bek Lyon udah tertinggal 3 langkah, tinggal
nyocor aja ke gawang yang kosong gak terjaga, entah kenapa Sterling jadi gak
tenang tu bocah, hingga bola cocorannya malah melambung di atas tiang gawang. Secara hitungan matematis tu peluang
sebenarnya, 99, 9 % tuh goal. Mungkin ini kali ya guys yang kita sebut sebagai
takdir. Gak tau lah harus ngomog apa. Sambil garuk-garuk kepala nih, plus
tangan di bawah dagu. Hehehe.
Ada lagi proses terjadinya gol ketiga Lyon oleh Musa Dembele,
seluruh bek City sudah beranggapan itu sudah offside, sehingga tidak ada satu
pun bek-bek City bereaksi, dan membiarkan Si Dembele berhadapan man-to-man
langsung dengan keeper City. Jebolah gawang City. Entah kenapa wasit tidak
menganggap itu offside.
Inilah indahnya sepak bola, bola sepak. Bulet menggelinding
membawa permainan dan takdir. Terkadang keluar dari logika dan teori
probability matematika. Maka keluarlah kata-kata bijak dari mulut para pelatih
dan pemain yang kadang sukar mengerti dengan hasil sebuah pertandingan. Inilah
sepak bola dan semua bisa terjadi.
Selamat buat Lyon karena sudah melaju ke babak final. Dan tetap
cinta buat Man.City dan para pemain, karena telah menampilkan permainan yang
luar biasa, penguasaan bola 65%, dengan permainan yang indah pula. 16 peluang tercipta, namun ternyata hanya satu yang berbuah gol. Tegakkan kepala, dan
belajar dari hari ini untuk menjadi juara di musim depan. Ini bukanlah
kegagalan, melainkan sebuah petunjuk bagaimana cara menjadi juara. Salam sehat
bahagia, kaya raya dekat dengan Yang Kuasa. Tersenyum itu lebih indah.
Diadaptasi oleh :
Tholibul Khair MVB
No comments:
Post a Comment