Followers

Saturday, May 28, 2022

Hanya dengan Counter Attack Liverpool Terkapar di Hadapan Raja Eropa

 

Menarik mengamati pertandingan final Liga Champion edisi 2021-2022 yang mempertemukan Madrid Vs Liverpool. Liverpool maju ke final dengan pola permainan terbuka, dengan pendekatan gegenpressingnya. Sedangkan Madrid maju ke final, dengan pendekatan sepakbola efektif. Dengan filosofi lebih ke sisi pertahanan grendel. Bisa dimaklumi ada sosok Anceloti di dalamnya.

Saya tidak akan menyebutnya sebagai pertarungan filosofi sepakbola modern dengan klasik, walau secara feeling saya ngerasa seperti itu. Karena, dalam sebuah pertandingan seorang pelatih bebas memilih pendekatan taktik seperti apa yang akan dipakai. Juara atau tidak tetap hasil akhir yang menentukan.

Baca juga : Adu Jenius Diego Simeone vs Pep Guardiola di Pentas Liga Champion 2022

Kebetulan edisi kali ini Madridlah yang keluar sebagai juara. Walau hanya mengandalkan serangan balik. Selebihnya bertahan. Selanjutnya keberuntungan. Kemengan 1-0 telah mengantarkan Madrid  merengkuh tropi juara yang ke-14.

Dalam sepakbola, bermain baik dan cantik juga bukan jaminan juara. Buktinya dalam pertandingan ini, Liverpool sudah bermain sangat menarik. Bermain terbuka dengan umpan-umpan yang akurat dan penguasaan bola yang dominan. Cuma satu kurangnya, tidak mampu mencetak ‘goal’. Kalah.

Bayangkan, di babak pertama saja, 8 shoot on target milik Liverpool berbanding nol bagi Madrid. Dari ini saja, kelihatan bagaimana timpangnya pola serangan dari kedua tim. Jelas Liverpool lebih baik dalam memainkan sepakbola, tapi Madrid lebih beruntung karena tidak kebobolan dan menjadi juara.

Sengaja tidak kita singgung susunan pemain yang berlaga di final kali ini. Karena secara materi permain, kedua tim dihuni pemain-pemain bintang di segala lini. Bedanya mungkin hanya, rata-rata pemain Liverpool lebih muda, ketimbang pemain Madrid yang kombinasi pemain senior junior. Itupun, sama-sam punya plusminus. Gampangnya, Madrid unggul pengalaman Liverpool unggul energi.

Perpaduan taktik dan pemain yang tepat, telah membawa Madrid berjaya lagi di Eropa. Pelatih yang oke dengan taktik catenaccio dalam diri Ancelotti didukung keeper semi tradisional juga bagus dalam sosok Coourtois. Courtois bermain brilian di bawah mistar gawang. Sering sekali dia melakukan penyelamatan dengan aksinya. Sehingga penyerang-penyerang Liverpool dibuat kelabakan.

Tidak kalah penting juga, mentalitas tim juara yang dimiliki Madrid. Status raja Liga Champion dengan 14 tropi yang disandang Los Blancos, merupakan keuntungan tersendiri walau tidak mutlak. Terbukti di musim sebelumnya, mereka juga bisa ditumbangkan.

Baca juga : Menganalisis Formasi Taktikal 4-4-2 dalam Permainan Sepak Bola

Apapun hasilnya, selamat buat Madrid atas prestasi yang diraih. Musim ini menjadi musim yang menyenagkan tentunya. Untuk Liverpool selamat berjuang lagi musim depan. Kegagalan hanyalah sukses yang terntunda. Untuk fans keduanya terus saja mendukung tim kesayangan.

Bola berdampingan dengan waktu. Selama waktu masih ada, maka bola akan terus menggelinding. Menghampiri dan akan menentukan Bersama takdir, tim mana yang akan menjadi juara berikutnya. Di seluruh Eropa. Salam sehat luar biasa !