Followers

Wednesday, May 17, 2023

Hehehe. Real Madrid Bermain Seperti Tim Papan Bawah Premier League

Aroma ketakutan Real Madrid terlihat jelas bagaimana mereka bermain ketika skor masih 0-0. Sang raja bermain dengan super defensif.  Layaknya tim-tim kecil di Inggris. 

Ada sebelas pemain Real Madrid di kotak pinalti sendiri. Ini bukan lagi takut, lebih tepatnya gemetaran melihat aura bintang para pemain City. Alhasil, penguasaan bola 74% untuk tim biru langit dan 26% untuk tim kota Madrid. 

Tak ayal, 45 menit pertama Madrid sudah dihajar 2-0, lewat brace Bernardo Silva. Tragis bener pokoknya. Sebuah indikasi takdir yang mengarah, tropi Liga Champion akan segera berlabuh di Kota Manchester. 


Babak kedua pundak dan mental Madrid jadi berat. Harus mengejar margin 2 goal, memaksa mereka keluar menyerang. Berarti harus mengambil resiko ada ruang yang akan dieksploitasi City. 

Di menit 77 penderitaan Raja Eropa ini semakin perih. Citizen menambah pundi-pundi goalnya, lewat set piece. Kali ini lewat sundulan Akanji. 

Skor 3-0, membuat Ancelotti tersengat. Dan melakukan banyak pergantian pemain. Terlihat ritme permainan Madrid sedikit membaik. Tapi tim biru langit tidak membiarkan mereka mengembangkan permainan, dengan melakukan pressing ketat. 

Babak perpanjangan waktu seolah menjadi neraka buat Madrid. Pemain pengganti menghukum mereka lewat goal Alvarez, dari asist cantik bocah Foden. Madrid harus tertunduk malu dengan skor 4-0. City unggul agregat 5-1, melaju ke Grand Final bertemu Inter Milan. 

Maaf Madrid, Anda datang ke tempat yang salah. Etihat Stadium tempat yang mengerikan bagi setiap tim tamu, tanpa terkecuali, tim status raja sekalipun. 😅
Selamat datang Raja baru, Manchester City. 

Saturday, May 6, 2023

Waktunya Manchester City Juara Liga Champion



Manchester City si anak bawang yang sudah lama menancapkan mimpi untuk menduduki singgasana Liga Champion Eropa. Analis bola seluruh dunia menilai satu aspek dari sky blues yang kurang, hanya sejarah. Fakta masa lalu yang belum mendukungnya. 

Eits, tunggu dulu. Manchester City moderen dibangun untuk merekonstruksi  fakta di masa depan. Ekstremnya, tim biru langit hadir untuk membangun prestasi masa depan. Sehingga sejarah bola masa lalu dengan gemerlapnya, terkesan hanyalah kisah biasa. Wuih. 

Madrid adalah target pertama sebagai korban reduksi dan rekonstruksi sejarah itu. Pemilik 14 gelar Liga Champion Eropa itu harus ditumbangkan. Suka tidak suka, harus dilakukan untuk merengkuh mahkota juara dan membawa tropi juara ke etalase Manchester Biru. 


City bergerak maju, dan proses itu dimulai dari lebih kurang 10 tahun yang lalu. Dimana embrio kelahirannya, membuat pelatih legendaris Fergie menyebutnya sebagai "tetangga berisik". Kalau saja doi mau mengkilas balik istilahnya, maka akan menjadi tetangga fantastik. 

Evolusi Manchestester City di Eropa berjalan dengan lancar from zero to hero. Bagaimana anak bawang itu, telah menjadi raja Inggris. Dan menempa diri secara mental dan taktik untuk menguasai Liga Champion Eropa. 

10 tahun yang lalu, tim kota Manchester ini jatuh bangun, sebagai konstestan. Kini proses dan waktu telah mendudukkannya pada fase kandidat. Tanggal 10 dan 18 Mei 2023 jalan pembuka takdir untuk menjelma menjadi raja. 


Manchester City Vs Real Madrid.  Maka analis manapun akan sedikit rumit menentukan pemenangnya. Tim putih penguasa sejarah, dan tim biru langit tengah mengubah perjalanan waktu. 

Ancelotti spesialis liga bergengsi ini, pemegang tropi terbanyak. Melawan sang komposer jenius taktik fenomenal Pep Guardiola. Sang Matador. Di kubu sebelah. Seimbang. 


Menilik komposisi kedua tim putih dan biru langit. Keduanya berimbang, sama-sama berserakan pemain bintang di segala lininya. Bejubel pemain bertalenta dan bertekhnik tinggi. Pertarungan para seniman dan profesional bola. 

Tahun ini, tahunnya Manchester City. Haaland kepingan puzzle yang telah memyatu dengan sistem dan kejeniusan Pep. Raksasa Premier League ini bak boldoser yang siap memporakporandakan Madrid. 

Salam sehat cerdas tanpa batas !