Followers

Tuesday, April 5, 2022

Adu Jenius Diego Simeone vs Pep Guardiola di Pentas Liga Champion 2022


Dua pelatih papan atas Eropa dipertemukan  di ajang bergengsi, perempat  final  Liga Champion. Menarik untuk meperhatikan dua falsafah sepak bola yang berbeda. Satu agresif dan lainnya defensif.

Sosok pelatih yang sama sekali kontras  dalam teori taktikalnya untuk memenangkan pertandingan. Kita mengingat kembali Italia, sebagai salah satu negara dengan aroma Catenaccio yang amat kental. Pola permainan dengan sistem pertahanan yang sangat kokoh.

Aroma Catenaccio yang diusung Diego Simeone, salah satu pelatih termahal di dunia. Sekaligus salah satu yang terbaik yang pernah ada di muka bumi. Mampu menyulap tim biasa saja, bernama Atletico Madrid bersanding dengan nama besar model Madrid, Barca dan Muenchen.

Pola bermain dengan pertahanan rapat Simeoni, benar-benar akan diuji oleh system permainan penguasaan bola yang agresif, seperti yang diusung Pep Guardiola. Sama dengan Simeone, Pep salah satu jenius sepak bola saat ini. Hampir seluruh pakar taktik dan penikmat bola, akan mengatakan “Wooow”, untuk setiap tim yang dilatihnya.

Formasi yang sering digunakan 4-1-4-1  akan mendominasi  dengan umpan-umpan pendek yang  cepat. Seluruh sisi lapangan akan coba dikuasai. Pendekatan ini, akan mendorong tim lawan terkurung di areal pertahanan sendiri, termasuk Atletico tanpa terkecuali.

Baca juga : Membaca Peta Formasi 4-1-4-1 dalam Memenangkan Football Game

Tentu, Atletico juga sudah berpengalaman bermain dengan pertahanan seperti ini. Bertahan dengan rapat, dan menyerang dengan cepat apabila lawan melakukan kesalahan. Korban terbarunya, tetangga dekat Manchester City sendiri, si Manchester Merah harus keluar dari arena Liga Champion.

Kebiasaan formasi taktik yang sering dipakai Simeone 4-4-2. Dominan dalam pertahanan dan unggul dalam jumlah pemain di lini tengah. Formasi model begini, diharapkan mampu mengimbangi bahkan membendung agresifitas tim besutan si  jenius  Pep.

Baca juga : Menganalisis Formasi Taktikal 4-4-2 dalam Permainan Sepak Bola

Patut diwaspadai juga, karena tim dengan pertahanan grendel, karap menyulitkan Manchester City, ramuan Guardiola. Hatta, tim itu gurem sekalipun. Kebanyakan tim papan tengah  dan bawah Inggris kerap menumpuk 10 pemain di lini pertahanan. Tak tik seperti ini menyulitkan laju City selama ini. Apalagi, ini Atletico yang memang tim dengan spesialisasi bertahan dengan rapi.

Dilihat secara taktik dan komposisi pemain kedua klub ada pada level yang setara. Kalaupun City sedikit diunggulkan karena status dan kedalaman squad yang merata di setiap lininya. Bahkan di bangku cadangan sekalipun dihuni oleh pemain-pemain yang bertekhnik tinggi. Jadi wajar kalau sedikit diunggulkan.

Ditopang lagi dengan sederet pengalaman Pep, yang malang melintang menangani  tim dan para pemain bintang. Lihat saja perolehan tropi yang sudah dipersembahkannya untuk setiap klub yang disinggahinya. Bukan kaleng-kaleng tentunya.

Apapun retorika yang kita pakai. Setajam apa juga, hasil analisis taktikal. Bola tetaplah bulat. Terkadang perhitungan di atas  kertas melenceng jauh entah kemana. Kita tunggu jam tayangnya, jam 02.00 dini hari. Tanggal 6 / 04/ 2022. Salam sehat luar biasa.