Followers

Friday, August 21, 2020

Ini Penyebab Salah Satu Club Tersukses di Kolong Langit Barcelona, FC Terlihat Seperti Tim Kampung di Hadapan Muenchen

 


Sudah beberapa hari berlalu dari kekalahan telak tim raksasa Spanyol, Barcelona dari Bayern Munchen dengan skor 2-8, saya baru sempat menuliskan sebuah analisa karena ada beberapa kesibukan yang tidak bisa ditinggal. Barcelona sebuah tim sepak bola yang bertabur bintang di setiap lininya, harus menerima kenyataan pahit, hancur lebur di kaki para pemain Muenchen. Tentunya, Muenchen bukanlah sebuah tim sembarangan. Muenchen dan Barca secara kalkulasi kekuatan dan taktik sebenarnya relatif berimbang. Namun, keberadaan Leonil Messi di kubu Barca, akan membuat para analis sepakbola di seantero dunia akan menjagokan Barca sebagai pemenangnya. Walau, nyatanya yang terjadi malah sebaliknya.

Sebagai gambaran saja, seorang Leonil Messi yang oleh para wartawan kadang menjulukinya secara hiperbol, Sang Messiah “Sang Juru Selamat” sudah sangat lumrah, terlihat sangat mudah sekali melewati hadangan tiga atau bahkan lima pemain lawan sebelum mencetak goal. Dengan skill kelas dewanya, dia sudah mengoleksi 6 Ballon D’or salah satu penghargaan pemain terbaik dunia di setiap musimnya, diadakan oleh FIFA. Untuk menunjukkan kualitas skill olah bola Messi, salah satu pelatih terbaik dunia Jose Mourinho bahkan pernah mengatakan, “Siapapun pelatihnya, dengan keberadaan Messi di dalam tim, maka akan lebih mudah untuk memenangkan pertandingan”. Asal tau saja, mantan asisten Mourinho saja saat melatih Chelsea, Gus Hiddink ketika melatih Timnas Korsel, mampu mengandaskan Timnas Italia yang terkenal dengan salah satu kiblat sebak bola dunia, dengan ‘Catenaccio’nya, pada saat Piala Dunia yang dihelat di Jepang dan Korsel beberapa tahun yang lalu. Ini baru asistennya ya.

Baca juga : Nasib Manc.City di Atas Kulit Bulat Bola Liga Champion

Nah, apa yang terjadi hingga Barca luluh lantak di hadapan Muenchen? Barca yang mulai rapuh atau memang Muenchen yang sedang on fire? Dua-duanya ada benarnya. Dan mari kita analisa dengan seksama kedua sebab musabab tersebut.

1.       Usia Pemain Kunci Barca Sudah Aus

 Para pemain bola profesional, kairernya terbilang pendek. Mulai dari umur 18 tahun sampai dengan 30-35. Sangat jarang sekali atlet profesional sepak bola mencapai angka umur 40 tahun. Ada tapi jarang. Para pemain kunci Barca sudah berada di masa akhir kariernya, tentu mereka sudah mulai melambat di atas lapangan, walau secara teknis masih mumpuni.

 Umur pemain kunci Barca saat ini: Gerrard Pique (32) tahun, Arturo Vidal (32), Luiz Suarez (32) dan Messi (32). Mungkin untuk Messi sebuah pengecualian, karena Messi masih mampu menyumbangkan 50 gol dalam semusim. Untuk yang lain mungkin sudah waktunya peremajaan skuad. Jika tidak mau kekalahan memalukan ini terulang kembali.

2.       Kemampuan Manajerial Pelatih yang Kurang Pas Untuk Pemain

Tidak ada yang bisa menyangkal era keemasan Barca 15 tahun terakhir, ada di tangan Pep Guardiola. Pep mampu menghadirkan berbagai gelar bergengsi selama menukangi Barca, sampai undur diri, karena sudah bosan menjadi juara. Pelatih selanjutnya, bukan jelek, tapi tidak ada yang mampu menyamai pencapaiannya walau dengan skuad yang sama. Mungkin hanya Luis Enrique yang bisa mendekati.

Tidak hanya berhasil mempersembahkan gelar juara yang berlimpah, tapi seorang Pep telah berhasil menciptakan dan memperagakan pola permainan sepak bola indah dengan Tiki-Takanya. Para penggemar sepak bola akan sangat mengagumi pendekatan pola permainan tekhnikal dan taktikal tiki-taka ini. Dan hanya pemain yang memiliki skill olah bola  bagus yang mampu memperagakannya.

3.       Hengkangnya Para Playmaker Visioner Handal

Messi memang seorang goal maker yang sudah diakui dunia sepak bola dari berbagai generasi. Tidak ada yang meragukan itu. Tapi tanpa keberadaan Iniesta dan Xavi di lini tengah Barca, maka Messi pun tidak berkutik dan tidak berdaya. Seperti singa ompong yang tak bergigi.

Bukan berarti lini tengah Barca saat ini tidak bagus, belum mencapai visi besar dan tekhnikal permainan Iniesta dan Xavi lebih tepatnya. Saya tidak bermaksud merendahkan pengganti mereka berdua yang diisi Ivan Rakitic dan Vidal. Lebih tepatnya Rakitic dan Vidal belum mampu menggantikan peran Xavi dan Iniesta dengan setara.

4.       Jenuh Jadi Juara

Setiap tahunnya para pemain dengan segudang pengalaman di Barca tidak pernah absen mengangkat tropi juara suatu kompetisi. Dari mulai yang ecek-ecek model Copa Del Ray sampai Liga Champion. Jadi pemain model Pique, Busquest, Suarez dan Messi mengalami kejenuhan juara. Bahasa sederhananya mabuk juara.

5.       Terjadi Keretakan di Manajemen Barcelona

Tuntutan juara di level manajemen untuk juara sangat tinggi. Ini berkaitan dengan image dan brand club. Tentunya juga berkaitan dengan sponsorship dan pendapatan club. Terkadang, hasil kurang memuaskan di lapangan menimbulkan gejolak di level manajemen. Pernah suatu ketika Barca bermain di bawah form, yang berujung kekalahan, Eric Abidal yang menjabat sebagai Direktur Tekhnik Barcelona langsung menuduh para pemain, bermain tidak serius.

Tindakan Abidal kemudian menyulut emosi Sang Mega Bintang Lionel Messi yang menyerang balik Abidal. Dengan mengatakan bahwa peryataan Abidal serampangan dan tidak memahami para pemain di lapangan. Singkatnya perseteruan ini berujung lengsernya Valverde sebagai pelatih dan digantikan Satien. Dan kabar terbaru Satien juga dipecat dan digantikan Koeman. Lucunya juga, Abidal harus lengser dari jabatan direktur tekhnis Barca.

Jadi wajar, kalau Barca dibantai habis-habisan oleh Muenchen 2-8, mengingat kondisi psikologis Barca  yang lagi bergejolak dan sakit. Sebenarnya, Muenchen sedang menghadapi tim yang sedang depresi secara psikologis.

6.       Muenchen Sebagai Representasi Sepak Bola Jerman

Dari berbagai referensi, sepak bola Jerman adalah hasil adaptasi dari total football yang dicetuskan oleh Johan Cruyf. Salah satu legenda sepak bola Belanda dan Barcelona sendiri. Hal ini merujuk dari pernyataan salah satu pemain anak asuh Klopp yang kental sepak bola Jermannya. Klopp akan memintanya berlatih tekhnis dan berlari. Ketika pemain mengira sudah selesai latihan, Klopp menambahkan sesi latihan lagi. Tentu, di bagian ini Klopp tidak disukai pemain, tapi pemain merasakan manfaatnya ketika pertandingan di lapangan dimulai.

Baca juga : Oleh-Oleh dari Singapore

Trus hubungannya apa? Ini yang akan saya sampaikan, sepak bola Jerman masa kini, permainan kolektif terorganisir yang kita sebut total foot ball dipadukan dengan kemampuan tekhnik dan fisik yang kuat. Dalam hal ini termasuk duel-duel dan lari yang tidak kenal lelah. Maka lahirlah sepak bola agresif dan powerfull. Barca yang lagi oleng menjadi korbannya. Coba kita lihat, siapa yang jadi pemenangnya di Liga Champion tahun ini, PSG atau Muenchen. PSG atau Muenchen sama-sama dinakhodai oleh manajer asal Jerman, yaitu Flick dan Tuchel. Menarik untuk ditunggu.

Jadi sebenarnya kekalahan telak memalukan Barca oleh Muenchen, disebabkan oleh factor internal dan eksternal. Faktor internal Barca sendiri yang lagi oleng dan eksternal, yang berwujud sepakbola khas Jerman dalam diri Muenchen. Berdasar analisa ini wajar apabila Barca luluh lantak dihadapan Muenchen. Salam sehat bahagia, kaya raya dekat dengan Yang Kuasa !


 Ditulis Oleh :

Tholibul Khair MVB

Pengamat sekaligus analis taktikal sepak bola masa kini




 





1 comment:

mahenkaffenberger said...

Lucky 15 Casino, Loto Cipriani - Mapyro
Get directions, reviews and 과천 출장마사지 information for Lucky 15 Casino, 경상북도 출장샵 Loto Cipriani 밀양 출장샵 in Loto 당진 출장샵 Cipriani in Loto 남원 출장샵 Cipriani, CA.