Followers

Wednesday, June 1, 2022

Di Tangan Erik Ten Hag, MU Pemutus Dominasi City dan Liverpool ?

 

Kesepakatan manajemen Manchester United menjadikan Erik Ten Hag sebagai manajer baru pada periode 2022-2023. Salah satu usaha yang cukup bagus dari jajaran manajemen. Setelah berkali-kali gagal mengulang peruntungan dengan mendatangkan pelatih-pelatih top di Eropa.

Tentu fans MU akan dibuat ketar-ketir juga, mengingat catatan kursi pelatih kepala yang gonta-ganti. Itupun, dihuni dengan oleh nama-nama besar. Bukan hanya pelatih kacangan. Namun, hasilnya jauh panggang daripada api. MU menjelma menjadi tim medioker.

MU yang semula Singa Inggris dan Eropa di tangan Fergie, menjelma jadi kucing Inggris di tangan yang lain. Ketergantungan pada sosok pelatih legendaris itu, terlalu dominan. Pelatih dengan seabrek trophy macam Jose Mourinho pun seolah kehilangan ke’Specialanone’nya. Dengan segudang alasan yang melatar belakanginya. Maka tidak heran kalau sebagian fans MU masih traumatik dengan seringnya ganti pelatih, seolah gak guna.

Baca juga : Membaca Peta Formasi 4-1-4-1 dalam Memenangkan Football Game

Belum lagi yang terbaru kebijakan duplikasi dari manajemen karena melihat kesuksesan transfer Kloppo di Liverpool dan Tuchel di Chelsea, dengan penunjukan guru mereka berdua. Siapa lagi kalau bukan Sang Profesor taktik, Ralf Rangnik. Nyatanya juga gak ngaruh. Pantas saja salah satu legenda mereka mengatakan, jangan terlalu berharap dengan penunjukan Ten Haq, dengan segala kritik dan kemungkinannya.

Menarik mencermati sosok Ten Hag, di tengah keinginan manajemen MU untuk prestasi instan yang harus dicapai tim.  Terlihat dari cara mereka menunjuk pelatih setelah puluhan tahun tidak pernah ganti. Dan bagaimana mereka bermanuver di bursa transfer, seolah-olah mereka kehilangan visi dalam membangun sebuah tim sepakbola. Hasilnya, kacau.

Pengalaman melatih Ten Hag, terbilang oke untuk tim yang seadanya. Untuk MU tentu beda lagi ceritanya. Lemari trophy MU jauh lebih banyak isinya, ketimbang koleksinya. Tapi itu juga lebih banyak dipersembahkan Fergie. Tidak heran salah satu legenda klub meragukan kapasitas Ten Hag yang belum pernah melatih klub besar. Mari kita lirik prestasi pelatih yang satu ini.

Pada 21 Desember 2017, ia diangkat sebagai pelatih kepala Ajax. Pada tahun 2019, ia memimpin timnya mencapai semi-final Liga Champions UEFA 2018–2019 untuk pertama kalinya sejak tahun 1997. Pada saat itu Ajax menang melawan juara bertahan Real Madrid 4–1 di Stadion Santiago BernabĂ©u pada babak 16 besar. Mengalahkan Juventus saat laga tandang dengan skor 1-2 setelah sebelumnya bermain imbang pada leg pertama 1-1 di kandang di perempatfinal. Pada leg pertama semifinal, Ajax berhasil memenangkan pertandingan melawan Tottenham Hotspur dengan skor 1-0 di Stadion Tottenham Hotspur yang baru saja selesai dibangun.  Namun di leg kedua, hat-trick babak kedua oleh Lucas Moura mengakhiri harapan Ajax dengan agregat 3-3 dengan kekalahan gol tandang. (https://id.wikipedia.org/wiki/Erik_ten_Hag).

Ia memenangkan trofi manajerial pertamanya bersama Ajax pada tanggal 5 Mei 2019, dengan menjuarai Piala KNVB 2018–2019, mengalahkan Willem II di final. Hanya 10 hari setelah memenangkan piala tersebut, Ajax, yang dipimpin oleh Ten Hag kemudian memenangkan Eredivisie juga setelah kemenangan tandang 1-4 atas De Graafschap. (https://id.wikipedia.org/wiki/Erik_ten_Hag).

 Pada tanggal 18 April 2021, ten Hag memimpin Ajax menjuarai Piala KNVB ke-20 dengan kemenangan 2-1 atas Vitesse di final. Dua minggu kemudian, ten Hag memperpanjang kontraknya dengan Ajax hingga akhir musim 2022–2023. Pada 16 Januari 2022, Tenten Hag menjadi manajer tercepat dalam sejarah liga yang mencapai 100 kemenangan bersama Ajax. Ia mencapai prestasi tersebut hanya dalam 128 pertandingan, ketika timnya mengalahkan FC Utrecht 3-0. (https://id.wikipedia.org/wiki/Erik_ten_Hag).

Sedikit gambaran profil Erick Ten Hag ini, terlihat jelas bukan seorang pelatih sembarangan. Tentu termasuk salah satu yang bertalenta. Meski banyak orang yang masih meragukan kemampuannya melatih sebuah tim yang kaya sejarah  seperti MU. Ditambah lagi dengan fakta rekam jejak para pelatih sebelumnya, pasca era Fergie, juga tidak kalah mentereng dengannya.

Baca juga : Adu Jenius Diego Simeone vs Pep Guardiola di Pentas Liga Champion 2022

Di sisi yang lain, juga tidak bisa dianggap remeh, Ten Hag mampu menaklukkan tim sekelas Madrid dan Juventus di Liga Champion. Dengan fakta hanya dengan sebuah tim yang pada saat itu, dipandang seadanya. Buka napa-apa dan siapa-siapa. Simplenya tim bau kencur. 

Secara logis dan cerdas, jika manajemen MU mendukung secara penuh kebutuhan Ten Hag akan pemain yang sesuai dengan struktur permainan yang telah ia rancang, bukan tidak mungkin MU akan Kembali meramaikan persaingan juara musim depan. Sebaliknya, jika apa yang menimpa Jose Mourinho terjadi pada Ten Hag, maka bersabarlah fans United, karena Anda hanya mendukung tim artefak. Hanya tim peninggalan sejarah. Maka Manchester is sky blues. Salam sehat luar biasa.