Followers

Friday, January 27, 2023

Arsenal Ditaklukkan Mentalitas Juara dan Pengalaman Manchester City


Laga City Vs Arsenal menjadi menarik karena kedua tim lagi terlibat persaingan perebutan tahta Inggris. Sama-sama membangun momentum untuk menyuntikkan mentalitas pemenang ke dalam tim. Maka laga Piala  FA ini, menjadi semacam pertarungan mental bagi kedua tim. 

Pemenang  laga akan memiliki keuntungan tersendiri, walau tidak secara langsung. Dalam episode kali ini, City lah yang memenangkan pertandingan. Meskipun, secara keseluruhan kedua tim bermain sama bagusnya. 

Racikan taktik Arsenal di bawah kendali Arteta tampak seperti duplikasi tim City sebelum kedatangan Haland. Perpaduan energi muda dan ambisi pemain tim London, berkali-kali mengancam lini pertahanan yang dikomandoi Stone. Beruntung Stefen Ortega masih sigap menepis setiap tembakan yang mengarah ke gawangnya. 


Perpaduan permainan Saka-Trossard-Nketiah mampu mengacak-acak sistem pertahanan tim Kota Manchester. Namun bukan City namanya kalau tidak mampu mengatasi situasi darurat semacam itu. Tetap saja tim biru langit bermain setenang mungkin. 

Jual beli serangan yang dilakukan kedua tim pun, berakhir dengan skor 0-0 di babak pertama. Dan City pun merasakan dampak serangan dari tim kloningannya sendiri. Dalam bahasa taktikalnya, mirroring. 

Selesai turun minum, pluit babak kedua dibunyikan. Ritme pertandingan sama saja dengan babak pertama. Intensitas tinggi. 

Nahas bagi Arsenal, serangan yang dibangun City dari sisi sebelah kiri tidak bisa diantisipasi dengan baik oleh para pemain bertahan pemuncak klasemen sementara ini. Kerjasama apik Ake dan Grealish berbual goal, dari penyelesaian epik bek kiri Nathan Ake. 


Uniknya goal dari pemilik style rambut gimbal asal Belanda, satu-satunya goal yang tercipta dalam pertandingan ini. Skor 1-0 bertahan hingga peluit akhir dibunyikan. Walau berbagai upaya telah dilakukan tim London. 

Kompetisi ini memang bukan Liga Utama Inggris. Melihat kedua pelatih menyusun kerangka pemain, laga ini seperti partai final. Lihat saja lini serang yang diturunkan Pep di babak pertama, Grealish-Haaland-Mahrez. 

Salam sehat tampa batas !






Sunday, January 22, 2023

Benteng MU Tidak Kuasa Menahan Ledakan Peluru Muda Arsenal


Bentrokan Arsenal Vs MU kali ini terjadi dalam lanjutan laga Premier League. Pekan ke-21. Melirik tabel klasemen sementara, pertandingan dua tim papan atas layak disebut big math. 

Seperti yang analis utarakan sebelumnya, pertarungan MU dan Arsenal bukan hanya konflik sejarah kedua raksasa Inggris. Pada jamannya, diotaki Fergi dan Wenger. Melainkan riil sepak bola faktual, dengan trend kekinian yang entah kebetulan atau tidak kedua nakhodanya, sama-sama murid dari master taktisian sepak bola, dengan style kepala plontos Pep Guardiola. 

Arteta bersama Pep di City dan Ten Hag di Muenchen. Pelatih dengan mentalitas matador ini, banyak mempengaruhi gaya kepelatihan kedua pelatih hebat lainnya. Walau kemudian ilmu yang diserap berbaur dengan sisi karakteristik pribadi kedua pelatih. 

Tampak jelas dalam pertandingan ini, Arteta lebih memilih pendekatan penguasaan bola dengan umpan-umpan pendek. Cepat dan terukur. Mendekte permainan. 


Ten Hag sebaliknya, cendrung menggunakan pendekatan sisi pertahanan rapat untuk meladeni permainan terbuka Arsenal. Tentu dengan analisa dan ketersediaan pemain yang tepat. Hasilnya, menit ke-17 MU berhasil menyarangkan bola dengan serangan balik cepat. Dengan aktor potensial, Rashford dari luar kotak pinalti. 

Tentu serangan balik ini menyakiti tim Arteta. Namun filososi dan pendekatan total football yang diusung mantan kapten tim meriam London ini, bekerja cukup bagus. Pada menit ke-27, Arsenal berhasil menyamakan kedudukan lewat umpan silang, yang diselesaikan dengan baik oleh Nketiah.  Kedudukan 1-1, berlangsung sampai babak pertama usai. 

Sayang sekali pasca turun minum, menit ke-60an kedudukan sudah 2-2. Namun satu hal yang masih sama, Arsenal dengan penguasaan bola, dan MU dengan serangan balik dan pertahanan rapat. 


Menit ke-89 tinggal satu menit waktu tersisa waktu normal, tampaknya pertandingan akan berakhir sama kuat 2-2, pertahanan rapat MU bobol juga. Para benteng Manchester merah tidak kuasa menahan letupan pealuru muda Arsenal. Nketiah berhasil mencetak brace dalam laga super bigmath ini. Skor 3-2 tidak berubah hingga pluit tanda pertandingan usai dibunyikan. 

Luar biasa Arsenal. Kali ini, Arteta yang lebih unggul. Dengan sistem permainan yang kembar identik dengan City. Tapi jangan lupakan juga, MU di tangan Ten Hag berkembang dengan pesat. 

Salam sehat tanpa batas !





Saturday, January 21, 2023

Bukan Masalah Arsenal Vs MU Tapi Lebih kepada Adu Jenius Dua Murid Pep Guardiola


Premier League

Publik pecinta sepak bola Britania Raya dikejutkan dengan  hadirnya Arsenal sebagai penantang serius gelar juara musim ini. Bukti sahih dan sangat meyakinkan, memimpin klasemen sementara. Keunggulan 5 poin dari juara bertahan Manchester City, sebuah prestasi tersendiri.

Demikian juga MU, Manchester United, maaf bukan Madura United, tim dengan kekayaan sejarah yang mengiringinya, sudah menunjukkan tanda-tanda kebangkitan dari tidur lelapnya. Posisi ke-4 tabel klasemen sementara, indikasi yang valid sebagai permulaan. Untuk keluar dari imej tim biasa-biasa saja.

Kegarangan MU meredam sepakbola eksplosiv milik City, bukti meyakinkan bahwa klub merah sedang mengalami transformasi. Jangan lupakan juga, tim Manchester merah ini juga yang sebelumnya mengalahkan Arsenal musim ini. Pertandingan nanti malam, layaknya pertarungan mendebarkan bagi kedua tim.

Baca juga : Pertarungan Dua Murid Pep Guardiola di Laga Arsenal Vs MU

Kekalahan bagi Arsenal hanya akan memberikan tekenan berlebih untuk meraih gelar musim ini. Karena City sewaktu-waktu siap mengkudeta tampuk pimpinan klasemen. Jika itu terjadi, otomatis optimisme tim London ini juara, tereduksi.

Sebaliknya jika Manchester merah yang kalah, hanya akan membuat proses evolusi yang dilakukan pelatih sedikit tersendat. Game nanti sepertinya perseteruan pemikiran dan gengsi dari kedua tim dan kedua pelatih. Arteta yang baru seumur jagung dan Ten Hag yang koleksi juaranya belum terlalu banyak.

Tapi jangan lupakan suatu fakta yang mengagumkan dari kedua pelatih. Dua-duanya merupakan murid hebat dari Sang Master Taktisian Pep Guardiola. Sang matador yang sudah menaklukkan Liga Premier dalam 5 tahun terakhir. 

Baca juga : CATUR PERMAINAN DAN MANFAATNYA

Tinggal lihat saja, apakah Liga Premier Inggris hanya akan didominasi persaingan menagangkan trilogi murid dan guru? Ataukah ada pelatih lain yang bangkit lagi dari rasa lelahnya menghadapi ketatnya persaingan, model Jurgen Klopp. Cukup seksi untuk melihat perkembangan selanjutnya.