Followers

Monday, October 10, 2022

Ingin Berlaga di Piala Dunia? Ini yang Dibutuhkan Indonesia!

Sebagian orang akan kehilangan kepercayaan kalau membicarakan Sepak Bola Indonesia di kancah dunia. Mengingat peringkat terbaru Indonesia di list FIFA. Demikian juga kiprah yang kurang meyakinkah di kancah Asia. Bahkan asia tenggara sekalipun.

Akan menjadi sebuah pepes kosong apabila ada yang memunculkan ide Indonesia sebagai kontestan piala dunia. Akan bermunculan para hater yang akan menyerang dengan perkataan bahkan cendrung melecehkan. Hal ini bisa di maklumi.

Ide Indonesia kontestan Piala Dunia, sebenarnya lumrah saja, yang paling penting para pemangku kepentingan siap membayar harganya. Harga yang dimaksudkan adalah proses dan pembinaan yang benar. Bukan proses yang hanya asal-asalan bahkan terkesan main-main, seperti yang selama ini biasa disaksikan.

Baca juga : Warna Sepak Bola Spanyol dalam Kemenangan 14-0 Timnas Indonesia U-17 atas Guam

Indonesia harus membangun visi sepak bola minimal untuk tiga puluh tahun ke depan. Dimana para pemain sepak bola baru akan dipersiapkan sejak dini. Mulai umur 7 tahun. Dan mulai matang sebagai pesepak bola profesional direntang umur 22 s.d 30 tahun. Sekaligus sudah siap tekhnis, taktik dan mental untuk mengemban misi kompetisi dan kontestasi piala dunia.

Aanggaplah para pesepak bola usia dini mulai dipersiapkan di usia 7 tahun. Secara sederhana, mereka mulai belajar dan bermain sepak bola di usia kelas 1 sekolah dasar. Dengan pola latihan yang menyenagkan sesuai dengan usia mereka. Tentu dengan gizi yang dibutuhkan mereka.

Berdasar hitungan kasar, maka pesepak bola junior tersebut akan siap fisik dan mental mengemban beban jersey Timnas Indonesia, pada tahun 2044. Dengan usia yang masih sangat produktif sebagai pesepak bola, 22 tahun. Tentu dengan pembinaan fisik dan mental yang benar, plus gizi yang benar pula sebagai seorang pesepak bola yang benar-benar pro. Bukan peseak bola yang setengah pro seperti sekarang ini.

Mengenal dan mencintai sepak bola sejak dini itu penting. Dan jauh lebih penting lagi, berlatih dengan pola latihan yang benar sejak dini. Untuk bisa mencapai pola latihan yang benar, butuh beberapa aspek yang harus dipenuhi.

Yang pertama aspek fisik. Sepak bola membutuhkan fisik pemain yang prima. Setiap kali mendatangkan pelatih dengan prestasi mentereng pun akan mubaddzir jika fisik pemain kita tidak bisa diandalkan. Kasus terbaru bagaimana pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-Yong mengeluhkan daya tahan fisik pemain, yang hanya kuat separuh babak jika bermain dengan intensitas tinggi.

Di masa depan, keluhan tentang fisik pemain tidak ada lagi. Karena pemain yang masuk timnas, sudah benar-benar terlatih secara profesional. Mereka mampu bermain selama 90 menit penuh. Plus 2X babak tambahan waktu 15 menit. Jika ketahanan fisik pemain sudah dipesiapkan secara maksimal, maka jika ada pelatih yang mengeluhkan fisik pemain, tinggal dibalik saja, berarti pelatihnya yang tidak profesional.

Yang kedua aspek tekhnik olah bola. Bermain sepak bola tanpa tekhnik olah bola yang bagus, maka disebut pemain kampung. Bukan pesepak bola pro. Untuk mendapatkan pesepak bola dengan tekhnik yang mumpuni tentu perlu latihan yang tepat dan disiplin. Boleh juga ditambah menyenangkan. Jangan dikurangi, menyenangkan tanpa disiplin, tidak menghasilkan out put yang diharapkan.

Disiplin dan menyenangkan dalam berlatih memang penting untuk membentuk tekhink olah bola yang diharapkan. Hal ini, hanya bisa tercapai dengan baik kalau ditangani oleh pelatih yang bagus juga. Maka perlu ada pembinaan pelatih profesional plus lisensi kepelatihan yang benar-benar serius.

Pelatih yang berkualitas bagus, akan membuat program latihan tekhnik olah bola yang bagus pula. Ujungnya, menghasilkan pemain dengan tekhnik yang hebat. Maka tidak ada lagi, sejenis keluhan mantan pelatih Timnas, Ivan Kolev dan Ridle karena akurasi passing pemain timnas yang masih rendah. Gampangnya sering salah umpan. Kalo akurasi umpan sudah benar, kadang sulit diterima temannya. 

Di timnas sudah tidak layak ada pemain yang pasingnya masih berkualitas rendah. Tidak lucu juga, pelatih timnas, diberikan tugas melatih akurasi pasing. Seperti pelatih SSB saja. 

Yang ketiga aspek mentalitas. Aspek ini tidak terlihat mata. Bagaimana para pemain harus dibiasakan dengan mentalitas pemenang. Klub yang berisi para pemain dengan mentalitas yang tidak tepat, akan mudah dikalahkan walau sebenarnya ada sedikit kelebihan di aspek fisik dan tekhnik.

Baca juga : Ada Taktik Klopp dan Pep Guardiola Pada Laga Indonesia Vs Curacao Leg Ke-2

Pemain harus dibuat tidak suka dengan kekalahan. Para juara melakukan itu. Walau sebenarnya, dalam permainan sepak bola, kemenengan dan kekalahan seperti dua sisi mata koin.

Mentaliatas yang tepat diperoleh dari sistem persaingan kompetisi yang bagus dan sehat. Gampangnya, kompetisi yang sehat akan menghasilkan mentalitas petarung yang sebenarnya. Maka jangan harap akan lahir mentalitas pemain yang tangguh dari sistem kompetisi yang tidak bagus. Contoh kecil, suap menyuap, pengaturan skor dan sepak bola "gajah" dalam kompetisi.

Orang-orang yang masih mengidap pola pikir parasit, sebaiknya dibersihkan dari badan sepak bola nasional. Karena 100 tahun pun bagi mereka terlalu sebentar untuk mengukir nama persepak bolaan Indonesia. Janagankan dunia, Asia Tenggara saja sudah ngos-ngosan.

Yang keempat membuat dan menanamkan filosofi  bermain sepak bola secara nasional. Ini sangat penting dilakukan oleh badan sepak bola nasional, agar menjadi acuan bermain sepak bola oleh seluruh sekolah sepak bola Indonesia. Dimanapun adanya.

Filosofi bermain sepak bola ini didasarkan pada pemikiran tekhnik dan taktis yang paling mungkin Indonesia memenagkan pertandingan. Dengan pertimbangan tinggi badan yang kalah dari negara-negara Eropa, Afrika, dan Amerika. Maka tidak memungkinkan Indonesia bermain dominan dengan bola-bola atas.

Paling memungkinkan Indonesia bermain dengan penguasaan bola dari kaki ke kaki. Menggunakan umpan-umpan pendek. Maka sejak masih di SSB, pemain sudah diajarkan pola bermain seperti ini. Walau sebagai pengayaan, pemain diajarkan cara bermain berbeda. Tapi, dominannya harus sesuai dengan apa yang sudah digariskan sepak bola nasional.

Jika empat hal ini terpenuhi, hampir bisa dipastikan Indonesia tidak hanya berlaga di ajang piala dunia. Lebih dari itu, akan mampu berbicara banyak di kancah itu. Kalau mau lebih hebat lagi, juara piala dunia.

Sahabat Genius Football, untuk mendapatkan update terbaru yang berkualitas, silahan klik "ikuti". Salam sehat tanpa batas !




No comments: