Followers

Sunday, November 20, 2022

Qatar Vs Ecuador Laga yang Tidak Seimbang


Laga baru berjalan beberapa menit, gawang Qatar sudah dikejutkan goal tandukan Enner Valencia. Dengan umpan passing tendangan kala jengking dari pemain sayap kanan Ecuador. Untung saja setelah melakukan pengecekan VAR, ada salah satu kaki pemain Ecuador dalam posisi offside ketika menerima umpan terobosan. Jadi goal dianulir. 

Seolah tidak siaga dengan alarm bahaya yang dibunyikan penyerang Ecuador, para pemain Qatar tampak kesulitan membendung kecepatan dan umpan-umpan silang yang dilepaskan para pemain negara Amerika Latin ini. Terlihat jelas, ketika bertahan pemain Qatar membentuk formasi 5-3-2. Ultra defensif. Anehnya tumpukan pemain di belakang, tidak mampu menjaga seorang Enner Valencia. 

Salah satu penyerang gaek kaya pengalaman yang malang melintang di Inggris. Tercatat pernah memperkuat Everton dan West Ham. Dan berainar bersama Fenerbahce. 


Babak pertama saja, pemain 33 tahun ini sudah mengoyak gawang Qatar dua kali.  3 dengan satu goal yang dianulir. Benar-benar noda bagi negara tuan rumah.

Secara tim, para pemain Qatar jelas kalah semuanya dari Ecuador. Kualitas passing, pemahaman taktik bermain bahkan kekuatan fisik jomplang sekali. Tim tamu super percaya diri, tuan rumah kelihatan gugup. Seolah ini menunjukkan level kompetisi di negaranya masing-masing. 

Pada babak kedua, Timnas Qatar mulai menunjukkan perbaikan performa. Mereka mulai berani menahan dan memainkan bola. Sesekali memberikan ancaman pada gawang Ecuador. Lini pertahanan pun mulai terorganisir. 

Dari hasil pertandingan ini, pelatih Qatar belum berhasil menularkan filosofi Johan Cruyff seperti yang dia ajarkan di akademi La Masia milik Barcelona. Menilik profil sang pelatih yang telah lama melatih di akademi tersebut. Dan terkenal setia dengan filosofi total football dan tiki-taka khas Barca. 

Dari profil pelatih yang didatangkan Qatar untuk timnasnya. Sangat jelas tim seperti apa yang ingin dibentuk PSSInya Qatar. Dengan struktur permainan bagaimana pula, tim akan bermain. 

Tapi semua itu belum bisa dipenuhi oleh para pemain Timnas Qatar di lapangan. Kemungkinan besar, kemampuan tekhnis pemain yang tidak memadai. Sering sekali keeper gagal melakukan passing dengan kakinya. Dalam sistem tiki-taka, keeper berfungsi deep playing, yang fasih mengalirkan bola dari kakinya. Selain jago mengamankan gawang dengan tangannya.


Contoh yang sangat bagus keeper deep playing yang tersedia saat ini, Ederson Moraes milik City. Ter Stegan yang bermain di Barca. Qatar belum punya. Ini hanya salah satu aspek. Dan masih banyak aspek lain, yang membuat total football begitu dominan. 

Oya, kita balik lagi ke pertandingan. Skor 2-0 bertahan untuk kemenangan Ekuador,  hingga pluit akhir dibunyikan wasit. Salut buat tim Amerika Latin. 

Salam sehat tanpa batas! 






No comments: